Selasa, 20 Oktober 2015

Mendung Tak Selamanya Kelabu

BRRAAAAKKKKK!!!
Sbh laptop terhempas kelantai, pecah berkeping2.
"Maaaaa, Lala membanting laptopku!!" teriak Vicia seraya memunguti kepingan laptopnya yg berserakan di lantai. Padahal dia tadi lagi online.
Mendengar teriakan itu, mama dtg, di ikuti oleh Erni dr belakang.
"Ada apa ini?" tny mama mendelik.
"Ma, Lala membanting laptopku ke lantai." adu Vicia menangis.
"Lala?" tny mama.
"Abis, aku ga bole pinjam. Mama kan tau laptopku lg di servise." gerutu Lala.
"Vicia, kenapa sih kamu pelit bgt sm saudaramu? Kl Lala pinjam, ya di kasih dong." ujar mama membelai kepala Lala.
"Tapi ma, td aku sdg online. Lala mau main rebut aja." Vicia mencoba membela dirinya.
"Ah, Vicia emang pelit, ma." tb2 terdgr suara Erni, "Kemarin di sekolah, dia ga mau ngasih jawaban soal matematika."
"Benar itu, Vicia?" tny mama dgn mata melotot.
"Ga bisa, ma. Kan ujian. Aku diawasin guru dan...aduuuuhhh ma... Ampuuuunnn...." teriak Vicia kesakitan. Ternyata tgn mamanya sudah menarik telinganya kuat sekali.
"Kamu tuh jgn keterlaluan sekali, dong Vicia!" teriak mama tdk memperdulikan tangisan Vicia, "Jgn mentang2 kamu pintar, terus kamu semena2 sm saudara2mu."
"Tapi ma..."
"Lagian, kok dia enak2an ol disini ma? Kamar mandi tuh belum di bersihkan." ujar Erni.
"Iya ma. Halaman jg belum di sapu. Dia ini pemalas bgt ma." tambah Lala sinis.
"Dasar anak ga tau diri!!" Mama semakin marah. Dia bkn hny menjewer telinga Vicia. Tp jg menarik rambut gadis itu dan mencubitnya kuat sekali. Sampai Vicia bermohon2 minta ampun.

Vicia menangis terisak2 kesakitan tp mama tampak tdk perduli sedikitpun. Tubuh Vicia memar2 kena cubitan mama. Juga lecet2 krn kuku wanita itu. Perihnya bukan main.

"Mah, udahan. Kita kan mau ke mall." Erni mengingatkan mamanya.


"Iya ma. Ntr kl siang, panas bgt." tmbh Lala cepat, "Tapi suruh dia kerjain smua pekerjaan rmh, ma. Biar ga enak2an aja makan tidur disini."

"Dgr itu Vicia. Kamu hrs bersihkan kamar mandi, menyapu halaman, bereskan seluruh rumah dan masak. Pulang dr mall, makanan hrs sdh siap tersedia."

"Tapi ma... Vicia kan ga bs masak..." isak Vicia tertekan.

"Mama ga mau tau. Awas kamu kalau tdk ada makanan d meja makan." ancam mama sblm mereka keluar dr kamarnya, membuat Vicia ketakutan.

"Ya Allah... Kenapa bisa jd begini? Kenapa sekarang mama dan saudara2nya jd kejam kepadanya? Dulu, sewaktu ada papa, rasanya mereka manis sekali padanya. Tp knp sekarang mereka menganggap dirinya seperti pembantu? Kenapa setelah papa meninggal mereka jd jahat kepadanya?" tangis Vicia tersedu2. Kalau saja papa masih hidup, tentu papa tdk akan membiarkan dirinya teraniaya spt ini.

Akhirnya, wl dgn terisak2, Vicia mengerjakan semua yg diperintahkan mama tirinya. Tp untunglah ada msh ada bi Minah yg segera mengambil alih semua pekerjaan Vicia, seperti biasanya.

"Sudah non. Enon tenang2 saja, biar bibi yg beresin semuanya." ka
ta wanita itu cepat. Dia mengeluarkan hape nya lalu menelepon sbh nomer. "Iya, gue butuh 3 org. Buruan dtang kemari." katanya seraya menututup telepon. Tak berapa lama, datanglah 3 org temannya, 2 perempuan, dan 1 laki2, yg segera mendapat intruksi dr bi Minah. Lalu dlm sekejap, smuanya mulai mengerjakan pekerjaan Vicia.

Bi Minah memang hebat. Dia selalu dtg saat Vicia membutuhkannya. Padahal mamanya sudah memecat bi Mina sehari setelah papanya meninggal dunia.

O iya, mama adalah ibu tiri Vicia, yg menikah dgn papanya. Mama tirinya itu pnya 2 org anak yg seusia dgnnya. Namanya Lala dan Erni. Dahulu mereka bertiga baik sekali. Entah mengapa, sjk papa meninggal, sifat mereka sgt kejam padanya.

"Jd...kamu selalu dipukulin ya?" tny Joe, di sms.

Joe adalah cowo kenalan Vicia di fesbuk. Hubungan mereka sdh berstatus pacaran. Dan hny kpd cowo itu lah Vicia selalu mengadu.

"Iya Joe... Aku ga ngerti mengapa mereka jd begitu. Padahal dulu merka baik sekali." bls Vicia d sms.

"Sabar ya beibh. Aku pingin dtg utk menghiburmu, tp apa daya, aku jauh banget. Dan aku jg msh kuliah, ga bs bolos begitu saja."


"Ga apa Joe. Kamu udh dgrin aku aja, udh membuatku senang kok. Jgn pernah berubah, ya Joe."

"Iya, aku janji akan tetap mencintaimu."

Vicia menyudahi smsnya. Lalu menyimpan hp nya baik2. Skrg, dia hny bisa berhubungan dgn dunia internet hny lwt hape. Krn laptopnya sdh di rusak Lala. Padahal laptop itu peninggalan papanya.

Pernah Joe menawarkan akan mengirim Vicia uang utk beli laptop yg baru. Namun Vicia menolak.

"Kamu tdk mau menerima pemberianku ya?" tny Joe di sms.

"Bukan begitu, Joe. Kalo mama dan sodara2ku tau aku beli laptop baru, mereka akan curiga dan menuduh aku mencuri uang mereka. Dan kalau aku brterus terang bhw kau mengirimku uang, bisa2 mereka akan melarang aku berhubungan dgnmu. Mereka itu tdk ingin melihat aku bahagia, Joe." jelas Vicia sedih. Untunglah Joe mengerti.

Begitulah. Diam2, Vicia dan Joe berhubungan wlau jarak jauh. Yup. Mereka LDR alias Long Distance Relationship. Dan biasanya, hubungan ini butuh kepercayaan dan pengertian yg tinggi. Kdg, Vicia suka cemburu kalo ada cewe2 yg komen di status Joe dgn nada kalimat manja dan mendayu2. Demikian juga Joe. Dia suka kesal kalo ada cowo yg jempol2 atau minta no hape Vicia. Namun mereka setia pada komitmen utk saling menjaga hati, perasaan dan cinta. Selalu percaya bhw mereka saling memiliki.

Hingga suatu hari :

"Apa ma?" tny Vicia kaget, saat suatu malam mama memanggilnya ke ruang duduk. Disana ada Lala dan Erni juga duduk, smbil main laptop.

"Iya, mama sudah terima lamaran pak Handoyo. Kamu sekarang telah bertunangan dgn anaknya yg bernama Denny."

"Tapi ma... Aku kan msh sekolah."

"6 bln lagi kamu tamat'kan?"

"Tapi ma, aku mau kuliah."

"Biayanya mana? Memangnya papa kamu ninggalin uang yg banyak, apa?"

"Tapi kata papa, perkebunan kopi di belakang bisa utk kuliah aku..."

"Udh di jual buat makan kita sehari2."

"Kan msh ada tanah yg di garap org..."

"Udh di jual juga utk uang sekolah kalian semua."

Vicia hampir gila. Dia bertunangan sm org yg tdk dikenalnya...??

"Ma, kenapa mama tdk meminta pendapatku terlebih dahulu?"

"Ga perlu. Kamu itu hrs ikut kata2 mama kalau mau selamat."

"Maksudnya selamat dr apa ma?" tny Vicia mulai panik. Bagaimana hubungannya dgn Joe, kalau dia bertunangan dgn org lain? Ya Allah...

"Dengar ya Vicia. Om Handoyo itu org kaya. Kamu ga akan susah kalo sampai nikah sm anaknya." jelas Lala tersenyum aneh.

"Lalu kenapa bukan kamu sj yg menikah sm dia?" tny Vicia kesal.

Erni tertawa, "Hehehe... Lala mana mungkin mau sm org yg pny penyakit kulit..."

"Penyakit kulit?"

"Iya... Menular lagi..."

"Apa?" teriak Vicia hampir gila.

Vicia menangis sejadi2nya dikamar. Ternyata selama ini mamanya suka menghambur2kan uang dan membeli pakaian dgn kartu kredit peninggalan papanya. Jd akhirnya ia terbelit hutang yg banyak dan dia berharap jika Vicia menikah dgn anak org kaya, maka urusan hutang piutangnya akan terselesaikan. Namun betapa curangnya, mama. Dia menjodohkan Vicia, bukan salah satu anaknya, dgn seorg pemuda yg menurut kabar yg berhembus, punya penyakit kulit yg tdk bisa disembuhkan. Anak itu selama ini berobat di luar negeri. Namun tdk kunjung sembuh. Mama tega sekali menjual dirinya pd org kaya demi melunasi hutang2nya.

"Joe... Aku ingin kabur saja.." tulis Vicia d sms.

"Tunggu Vicia. Jgn gegabah. Kalau kamu kabur, memangnya mau kemana? Bagaimana sekolahmu? Sayang kan hny tgl bbrp bulan sj lg." Joe berusaha menyabarkan Vicia.

"Iya, tp aku tdk mau menikah sm org lain. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu, Vicia."

"Kalau begitu, aku akan kabur ke tempatmu."

"Apa? Gak mungkin, Vicia. Jangan."

"Kenapa?"

"Karena aku sendiri belum bekerja. Aku ga bs membiayai hidupmu. Kalau kamu kemari, kamu akan menderita, Vicia. Begitu juga aku. Org tuaku akan memutuskan biaya kuliahku kl smp tau aku berpacaran sebelum tamat."

"Aku kan bisa bekerja."

"Bekerja apa, Vicia? Kamu tdk punya keahlian... Tdk pny ijazah... Jgn bersikap bodoh."

"Jadi bgmn? Masa aku diam sj ditunangkan sm org yg sama sekali tdk kukenal dan berpenyakitan pula?"

Begitulah. Joe meminta Vicia utk bersabar dahulu smp mereka mendapatkan jalan keluar atas masalah yg mereka hadapi.

Suatu hari, mama menyuruh Vicia utk memakai pakaian yg bagus. Ternyata mama di undang dtg ke rumah pak Handoyo utk berkenalan. Vici
a ingin kabur entah kemana saat itu juga. Namun Joe menyabarkannya dan meminta dirinya utk mengikuti arus. Makanya dia terpaksa ikut jg ke rumah org kaya tsb.

Ternyata, mereka hny berkenalan dgn pak Hndoyo dan istrinya. Sementara Denny anak mereka tdk mau keluar dr kamar. Saat mamanya tengah asyik mengobrol, diam2 Vicia keluar rumah dn duduk berdiam diri di sbh gazebo taman. Maksud hatinya adalah sms an sm Joe. Tp ternyata hp cowo itu tdk aktif. Berulang kali Vicia mencoba, namun tetrnyata hape itu memang tdk aktif.

"Hei, kamu yg namanya Vicia ya?" tiba2 terdgr suara dr belakang gadis itu.

Suara itu berasal dr seorg cowo yg usianya sktr bbrp tahun di atasnya.

"Siapa kamu?" tny Vicia hati2


"Aku Ivan, teman Denny."

"Kenapa kamu yg muncul? Bukannya Denny?"

"Denny yg memintaku menjumpai kamu. Katanya dia tdk ingin kamu takut saat melihatnya."

"Jadi benar ya kalo Denny itu pny penyakit kulit?"

Ivan diam sejenak, "Pokoknya, dia jg tdk senang di jodoh2in begini."

"Lalu kenapa dia tdk menolak? Malah sembunyi di kamar."

"Dia pst punya alasan tersendiri knp tdk menemui kamu dn malah menyuruh aku yg jumpain kamu disini."

Vicia angkat bahu. Dia teringat Joe. Lalu dicobanya sms. Trnyata tdk terkirim. Artinya hapenya mati.

"Kamu sms siapa?"

"Bukan urusanmu."

"Pacarmu ya?"

"Bukan urusanmu juga."

"Kamu kok mau saja di jodohin? Padahal udh tau kalo Denny itu pny penyakit kulit. Kamu pst berharap hartanya kan?"

PLAAKKK!!!

"Hati2 kamu kalo ngomong." desis Vicia marah. Sementara Ivan meraba pipinya yg panas kena tampar Vicia.

"Kok kamu menampar aku? Emg aku slh ngomong ya? Kl bukan krn harta, utk apa kamu terima pertunangan itu?"

Vicia mendengus, "Dgr ya Ivan. Tolong bilangin sm temanmu itu, aku sebenarnya tdk mau dgn pertunangan ini. Tp aku terpaksa."


"Terpaksa kenapa?"

"Kenapa sih kamu harus tau?"

"Agar aku bs menyampaikan sm Denny.

"Karena mamaku terbelit hutang. Perkebunan dan tanah milik ayahku sdh di jual mama utk nya foya2. Kami sdh hampir tdk makan sekarang. Jd mama berharap byk atas pertunangan ini."

"Tp dia kan mama tirimu? Utk apa juga kamu harus patuh sm dia?"

"Kok kamu tau? Aku kan tdk pernah blg."

"Denny yg bilang padaku."

"Baiklah. Aku terpaksa menerima ini semua krn aku tdk mau kalau tb2 mama menjual rumah kami. Itu rmh peninggalan papa dan mamaku."

Malamnya, setelah pulang, Vicia segera sms Joe.

"Kamu kemana aja sih Joe? Aku butuh bicara dgnmu." rengek Vicia setengah marah.


"Maaf bebh. Aku sdg berpikir."

"Berpikir apa?"

"Tentang kita."

"Maksudnya?"

"Sepertinya hubungan kita ga bs diteruskan..."

"Apa?" Vicia seperti tersambar petir.

"Maafkan aku Vicia. Jarak Kita terlalu jauh. Dan problem yg kita hadapi terlalu berat. Semenara aku tdk mgkn memperjuangkanmu krn aku di doktrin org tuaku utk jd dokter."

"Maksudmu kita putus?"

"Maafkan aku Vicia."

"Joe. Begini saja. Kalau kau ingin kita putus, katakan lgsg padaku."

"Maksudmu... Aku dtg?"

"Iya. Biarlah besok menjadi hari bersejarah bagiku. Aku bs melihatmu utk yg pertama dn jg utk yg terakhir kali. Kalau kamu naik pesawat, hny makan wkt 2 jam. Besok, aku menunggumu di cafe Bambu, jam 2 siang."

"Vicia, aku tdk bisa."

"Kamu pengecut!"

"Iya Vicia. Aku memang pengecut. Maafkan aku."

Vicia menekan perasaannya yg terluka. Menahan matanya agar tdk menyemburkan air spt banjir, "Joe. Aku akan menunggumu besok siang jam 2 di cafe Bambu. Ingat itu!!" teriaknya menutup telepon. Lalu Vicia menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur, dan menangis sejadi2nya.

Ya Tuhan... Kenapa nasibku bisa seburuk ini? Kalau sj papa msh hidup...

Hari sdh hampir magrib, namun Joe tdk jg muncul di cafe bambu. Vicia menunggu dgn hati terluka. Berkali2 dia mencoba menghubungi cowo itu. Namun hapenya mati. Di inbox juga ga di jawab. Joe benar2 laki2 pengecut. Dia tdk berani dtg. Tdk berani menghadapi masalah. Ternyata dia sdh jatuh cinta pada org yg salah. Air mata menitik di pipi Vicia tanpa terasa. Dia sudah lelah menunggu sjk jam 2 di cafe itu. Dia sdh minum 3 gelas, dan hampir muntah gara2 migrainnya kumat.

"Hei, kalau jalan hati2 dong!" terdgr suara seseorg saat Vicia secara tdk sengaja menabraknya saat mau keluar cafe.

"Maaf, aku tdk sengaja. Kepalaku pusing sekali." ucap Vicia cepat.

"Vicia?" tny org itu kaget.

"Kamu?" Vicia tdk ingat nama cowo itu. Tp dia ingat cowo itu temannya Denny yg menjumpainya di gazebo taman rmh Denny.

"Iya, aku Ivan. Msh ingat kan? Kenapa kamu Vicia? Sakit?"

"Kepalaku sakit bgt..."Vicia lari keluar cafe dan lgsg muntah2.

"Kamu msk angin ya?" tny Ivan simpati.

"Tidak. Aku migrain. Kalo udh sakit bgt, aku pst akan muntah2."

"Ya sdh. Kamu pulang saja skrg, biar aku hantar."

"Tdk, terima kasih."

"Sdh, jgn menolak." Ivan lgsg memegang pergelangan tgn Vicia dan menghantarnya pulang dgn mobilnya. Smp di rumah, Vicia dan Ivan disambut oleh omelan yg panjang lebar.

"Vicia, kemana sj kamu seharian? Pergi ga bilang2. Kamu itu sdh bertunangan. Jgn jd gadis liar lagi. Masuk kamar kamu!" perintah mamanya. Lalu melotot pd Ivan.

"Siapa kamu?"

"Saya teman Vicia, tante."

"He, dgr ya! Vicia itu sdh punya tunangan. Kamu jgn ganggu dia. Paham?"

"Paham tante. Saya permisi dulu."

"Dasar org kere!" maki mama Vicia smbil membanting pintu.

Disekolah, Vicia hny termenung dan tdk bersemangat. Deasy dan Melan, teman2 akrabnya hny bs menemani tnp bs melakukan apapun.

"Jiaah... Putri sedih lagi patah hati!" ejek Lala saat melintasi mereka.


"Apa sih maksud kamu?" tny Deasy kesal.

"Vicia kan diputusin cowoknya. Makanya bengong ky sapi ompong gitu!" ujar Lala tertawa.

"Ih, kamu itu kan sodaranya. Kok malah senang liat Vicia sedih?" tny Melan heran.

"Ya kami senang dong. Sebentar lg Vicia kan bakal kawin sm org kaya." tambah Erni.

Deasy dan Melan makin bingung.

"Td katanya diputusin? Kok lalu kamu blg mau kawin?" tny Melan tambah heran.

"Makanya, kalian tuh ga di anggap sm si Vicia. Jd dia ga mau terbuka sm kalian. Kalian di anggapnya sbg pelengkap penderita saja. Tau ga?" lala dan Erni tertawa2 dan berlalu dr tempat itu.

"Vicia, kami tdk percaya dgn kata2 saudaramu yg selalu sirik itu." ucap Deasy menghibur, "Tapi cobalah bercerita pd kami. Sapa tau kami bs bantu cari solusi buat masalahmu."

"Iya, Vicia. Kami kan sahabatmu sjk kita kelas 1 SMU." tambah Melan.

Vicia tau. Sekalipun dia bercerita pd teman2nya, masalahnya takkan pernah terpecahkan. Krn tdk ada yg bisa menentang kemauan mamanya. Dulu dia msh bersemangat krn ada Joe yg selalu memberi dukungan. Tp stlh Joe memutuskannya, semua terasa hampa dan Vicia ingin mati saja.

"Mama dan keluarga Handoyo sudah memutuskan hari pernikahanmu adalah sebulan setelah kamu lulus sekolah." terdgr suara mama d meja makan. Lala dan Erni tertawa cekikikan. Sementara Vicia yg sdg membawa nasi goreng lgsg gemetar.

"Tapi ma?"


"Ga ada tapi2an. Kamu itu ga tau ya kalo kita sdh hampir tdk makan? Semakin cepat kamu nikah, maka semakin cepat taraf ekonomi kita terpenuhi."

"Mama jahat sekali. Aku kan msh terlalu muda utk menikah."

"Saat kamu tamat nanti, kamu sdh berumur 18 thn. Mama sdh hitung dr tgl lahir kamu."

"Tapi ma?"

"Atau kamu mau kita jual rumah ini dan kamu tgl d kolong jembatan? Kamu mau?" ancam mama tanpa perasaan, "Dan siapakn dirimu. Nanti malam, Denny akan bertemu muka dgnmu."

"Siapkan sarung tangan dan masker agar tdk nular penyakitnya." ejek Lala ngakak.

"Ih, gimana ya kl smp berciuman dgn cowo berpenyakit kulit? Pst munta2 deh." tambah Erni tertawa lebar.

Vicia lgsg lari kekamarnya. Tdk selera makan. Dia segera mengambil Wudl dan sholat. Di dlm doanya, dia mengadukansemua luka hatinya. Semua kepedihannya. Dan penderitaannya.

"Ya Allah, jika memang ini takdir yg mesti hamba jalani,, hamba ikhlas." tangis Vicia dlm doanya.

Selesai sholat, Vicia keluar rmh tnp sepengetahuan mama dan sodara2nya. Dia membawa bbrp lembar pakaiannya, dn satu2nya kalung peninggalan mamanya, yg slm ini dia sembunyikan. Dia bermaksud minggat, entah kemana, yg penting lari dr keinginan mamanya.

"Hei, Vicia? Ngapain kamu disini?" tny sebuah suara mengejutkan gadis itu.

Vicia bingung. "Ivan? Ya ampun. Kok aku bisa smp disini?" tanyanya heran.

"Harusnya aku yg tanya begitu. Ngapain kamu smp brd di depan kampusku?"

"Aku ga tau, Van. Aku bingung." ucap Vicia lemah. Dlm keadaan bingung dn putus asa,Ternyata kakinya melangkah smp ke halte dpn kampus Ivan.

"Soal pertunangan itu lg ya?"

"Skrg sdh mjd perkawinan."

"Astaga."

"Van... Kamu sdh selesai kuliah?"

"Iya. Napa?"

"Van, bawa kau jalan2."

"Kemana?"

"Kemana saja. Kalau tidak, aku bisa gila." ucap Vicia berharap. Ivan kasihan melihatnya. Hatinya benar2 ga tega melihat penderitaan gadis itu. Dia pun segera membawa Vicia keliling kota. Selama dlm perjalanan, Vicia diam saja. Dan Ivan pun tdk berani bertanya macam2. Wajah cantik Vicia memucat dan gadis itu tampak tertekan. Rasanya semua yg dialaminya sungguh menyakiti hati gadis itu. Ivan merasa menyesal.

"Vicia... Aku ingin mengatakan sesuatu." ucap Ivan akhirnya.

"Apa?"

"Kalau kau mau, aku... Aku mau mengajakmu lari."

"Apa???"

"Iya. Kita minggat. Jd kau tdk perlu menikah sm org yg tdk kamu sukai itu. Dan aku... Aku akan menikahimu, akan cari kerja utk makan kita sehari2. Aku berjanji tdk akan menyia2kan dirimu."

Vicia bagai tak percaya mendengar penawaran Ivan. Dia pernah meminta Joe utk melakukan hal yg sm. Namun laki2 itu terlalu pengecut utk menghadapi hidup ini. Sementara Ivan, dia blm lama kenal cowo itu, tp sdh berani mempertanggung jwbkan dirinya."Tapi... Tapi kenapa?"

"Karena... Yah, karena aku sdh jatuh cinta padamu, Vicia. Sjk melihatmu malam itu di Gazebo rumah Denny."

Vicia terhenyak di kursinya. Dia menatap mata Ivan, mencoba mencari ketulusan cowo itu. Benarkah ada yg namanya cinta pd pandangan pertama? Tp bisa saja ya? Soalnya cinta pd org yg belum pernah di jumpai juga bisa. Seperti perasaannya pd Joe. Wl tdk pernah bertemu, tp dia mrs jatuh cinta pada cowo itu. Jd perasaan Ivan mgkn saja terjadi.
Dan bagaimana dgn perasaanya terhadap Ivan. Sukakah dia? Cinta kah? Atau apa? Kenapa saat dia butuh seseorg, yg hadir justru Ivan? Kenapa pd suatu malam, dia pernah bermimpi Ivan? Kenapa skrg dia begitu tergoda utk hidup bersama Ivan dan lari dr semua masalah yg dihadapinya? Ya Allah. Ini tdk adil bagi Ivan.

"Bagaimana Vicia? Apa kau mau menerima aku?" tny Ivan lagi saat melihat Vicia merenung.

Vici menghela nafas berat, "Ivan, terima kasih atas perasaanmu srta tawaran kebaikanmu. Tp aku tdk bisa."

"Kenapa? Kau pst tdk menyukaiku ya?"

"Bukan. Aku... Aku suka padamu. Kau baik sekali. Aku berharap bertemu dgnmu bkn saat aku penuh masalah begini. Kalau sj kita bertemu disaat yg berbeda..."

"Vicia, pertemuan itu hny Allah yg mengatur. Begitu juga ajal dan rejeki. Kalau kau merasa aku yg terbaik bagimu, kau tdk akan ragu utk memilih aku. Begitu juga aku. Aku rela berkorban apa sj utk mu, Vicia."

"Itu yg tdk kuinginkan. Kau berkorban, dan aku juga. Maaf, Van. Aku tdk mau kuliahmu berantakan gara2 hrs menghidupi aku. Aku tdk bisa menerimanya."

"Maksudmu, kau sj yg berkorban menyerahkan dirimu pd org sakit itu?"

"Ini bukan semata2 pengorbanan, Van ini jg demi kenangan. Kalau aku ikut bersamamu, aku akan kehilangan satu2nya peninggalan org tuaku. Rumahku. Biarlah aku jalani semua takdir ini."

"Tapi Vicia..."

"Antar aku pulang, Van. Aku ada janji bertemu Denny malam ini. Wl bagaimanapun, dia adalah calon suamiku skrg."

"Vicia..."

"Antar aku pulang, Van."

Vicia melangkahkan kakinya di rumah Denny. Kata pembantu, Denny menunggu di balkon, disana mereka sdh menyiapkan meja dan hidangan utk makan malam. Saat smp di teras balkon, Vicia melihat seorg cowo sdg berdiri membelakanginya.

"Denny. Aku datang
. Aku bersedia menikah dgnmu. Kau boleh memiliki hidupku. Juga tubuhku. Tapi kau tdk akan bs memiliki hatiku. Dan cintaku." ucap Vicia tanpa basa basi. Didalam hatinya, wajah sedih Ivan msh tergambar jelas, saat cowo itu melepas dirinya td. Cowo itu kelihatan kecewa. Namun Vicia sdh bertekat dan percaya, inilah takdirnya.

"Siapa pemilik hatimu, Vicia? Joe? Atau Ivan?" tny cowo itu berpaling memandang Vicia.

"Ivan?"

"Duduklah, Vicia. Aku ingin mengatakan sesuatu." ucap Ivan saat melihat Vicia terkejut. Gadis itupun duduk dgn muka pucat karena kaget.

"Sebelumnya aku minta maaf krn telah mempermainkan perasaanmu. Tp aku tdk sengaja melakukannya. Namaku sebenarnya Denny. Saat di pesbuk, kamu kenal aku sbg Joe. Dan kita berpacaran. Tp begitu aku mengetahui penderitaanmu semenjak ayahmu meninggal, aku jd berpikir utk menyelamatkanmu. Akhirnya aku meminta ayahku melamarmu, namun sengaja aku menyebar berita bhw aku terkena penyakit kulit, agar kedua saudaramu tdk tertarik padaku. Kau tau, aku menawarkan mahar yg begitu tinggi pd mamamu. Makanya dia berusaha keras menjodohkanmu dgn ku. Lalu aku menyamar sbg Ivan, untuk mengenal dirimu. Kau hebat, Vicia. Saat aku mjd Joe, laki2 yg tega meninggalkanmu, kau tabah dan tetap setia. Saat aku mjd Ivan dan menggodamu utk lari, kau menolak krn kau memilih mempertahankan kenangan org tuamu. Lalu saat aku mjd Denny yg berpenyakit kulit, kau ikhlas menerimaku. Vicia. Aku melakukan semua ini untukmu. Aku mencintaimu. Jika kau mau memaafkan semua kesalahanku dan menerima cintaku, aku akan sgt bahagia, Vicia. Percayalah Vicia... Mendung tak selamanya kelabu."

TAMAT
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar