Selasa, 20 Oktober 2015

Lesbian

Cherly pun melemparkan tas nya ke atas kasur. Ingin sekali dia berteriak, melepas semuah penat dalam hati.
Terddengar di luar kamar sedang ada aksi mulut antara mama dan papanya. Setiap hari selalu seperti ini. Bukan satu duakali cherly melihat mamanya di pukul,di tampar dan segala hal kekerasan yang di lakukan papanya.
Membuat cherly tidak betah di rumah.
Cherly adalah siswi kelas 2 sma di sebuah kota kecil jawa barat. Dia terbilang siswi yang berprestasi, keluarganya pun serba berkecukupan. Tapi akhir-akhir ini keadaan di rumahnya sudah serasa d neraka.
Cherly tau kalau papanya berselingkuh dengan orang lain. Meski dia tidak tahu jelas siapa wanita itu, tapi cherly pernah melihat papanya sedang duduk berduaan dengan wanita di sebuah cafe.

“kamu kenapa si yankk?” tanya felix,”ko akhir-akhir ini kamu sedih gitu?” lanjutnya. Cherly hanya menggeleng. “cerita dong” bujuk felix, dia sangat kwatir melihat kondisi cherly yang smakin hari semakin hilang smangat. Mereka sudah pacaran dari semenjak kelas 1 sma.

Untuk cherly, felix adalah sosok lelaki idaman, bukan hanya setia tapi dia pun slalu mengerti dan mampu membuat cherly terssenyum.
Merasa lah jdi cewek beruntung saat dia bersama felix.

Andai semua pria di muka bumi ini seperti felix, batin cherly. “masih masalah yang di rumah ya?” tanya felix, dia bingung mendapati cherly hanya diam dari tadi.

Cherly pun hanya mampu mengangguk, dan kadang menggeleng. *Ajeb-ajeb
“kamu yang sabar ya sayank, aku bakal slalu ada buat kamu” ucap felix menganggang tangan cherly.

“aku anterin kamu pulang ya?” suasana sudah hampir malam, felix dan cherly masih sajah betah berduaan di bukit. Tempat favorite mereka.
Cherly kini menggeleng, dia tidak ingin pulang. Yang dia ingin hanya bersama felix. Kalau bisa selamanya.

“mama kamu pasti kwatir sayang” bujuk felix sabar. Dia tidak tahu kalau cherly sudah mogok bicara dgn mama dan papanya.

Cherly keukeuh tidak ingin pulang. Dia hanya butuh felix, dia hanya ingin felix.
“tapi ini udah malam saayang. Nanti kamu sakit.” Bujuk felix, sabar beud. Cherly hanya bisa menunduk pasrah


“aku Cuma mau sama kamu” ucapnya lirih, hampir menangis.
Mndengar nya pun felix luluh. “besok aku temenin kamu seharian. Ini udah malem, gg baik lah yankk. Nanti kamu bisa sakit” ucap felix, setengah tidak tega menolak permintaan cherly.

Dan akhirnya cherly pun berhasil di bujuk.
Dia pun pulang ke rumah.
Sampai di depan rumah, di lihatnya papanya sedang memasukan koper ke dalam bagasi mobil.

Cherly tidak peduli dengan nya, dia sudah tidak mau tau lagi dengan apa yang terjadi pada papanya.
Dan cherly pun bergegas masuk kamar, membanting pintu sekeras-kerasnya. Dan lalu dia menangis,lagi

Satu minggu sudah berlalu.

Sekarang papanya semakin jarang pulang, cherly tidak tahu mana yang lebih baik.
Tapi stidakny dia tidak mendengar makian dan perlakuan kasar papanya lagi.
Meski dia sering mendapati mamanya menangis. Toh itu sama saja dengan sebelumnya.

“Sayaaaang” bisik felix sambil merangkul cherly yang saat itu sedang berdiri di perpustakaan. Berniat untuk mencari buku yang bisa di baca. “felix,, berisik” bisik cherly, malu-malu gajah.

“heheee,, maap..” felix pun nyengir. Sikap nya yang unik y
ang membuat cherly menyukainya.

“maap nanti siang aku gg bisa anterin kamu pulang ya, soalnya aku ada urusan bareng temen” ucap felix,, cherly hanya mengangguk sajah.

“yodah, aku pergi dulu. Kasian temen-temen udah lama nunggu.” Lanjutnya sambil berlalu meninggalkan cherly.
Cherly hanya tersenyum melihat tingkah felix.

“awet ya kamu cher sama felix” ucap deasy, yang melihat kejadian romantis romie and julie d perpustakaan itu.
Cherly hanya menaggapinya dengan senyum, dalam hati dia bangga bener.

“yakin tuh dia setia?” tanya deasy kemudian.. “ko ka deasy tanya gitu?” cherly pun heran,,,
“soalnya akhir akhir ini aku liat dia lebih sering dateng ke kelas XI ipa3,,” ucap deasy.

Deasy memang kaka kelas cherly,cherly kenal deasy di osis. Karena deasy salah satu anggota penting di osis, jelas dia sangat terkenal.
Tapi ntah kenapa deasy sangat jutek,dan dingin. Tapi walau bergitu deasy ramah kalau di tanya.

Cherly pun diam mendengar ucapan deasy, mana mungkin felix selingkuh, kelas XI ipa3 kan kelas nya rizky, teman felix di club basket. Mungkin felix datang ke sana buat nemuin rizky.
Cherly hanya mencoba untuk positif thinking.

Saat bel masuk pun berbunyi, cherly bergegas menuju kelas. Sebenernya omongan deasy bikin dia kepikiran juga. Cherly pun memutuskan untuk muter arah, melewati kelas XI ipa3 hanya ingin memastikan ucapan deasy sajah, batinya.

Saat dia melewati kelas
itu, di sana tidak ada felix,bahkan rizky pun tidak ada.
Cherly semakin yakin kalau felix memang tidak mungkin berselingkuh. Dan dia pun melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Cherly pun melangkah keluar dari gerbang sekolah. Dia tau kalau felix saat ini sdang aada acara dgn teman-temanya.
Jadi dia memutuskan untuk pulang sndiri. “gg bareng felix?” tanya deasy sesaat yang sudah ada di samping cherly.

“ngga ka, dia lagi ada acara..” belom sempat cherly melanjutkan deasy pun memotongnya “bareng temen kan?” cherly mengangguk,, “lagu lama” lanjut deasy dengan tawa yang garing.
“yodah pulang bareng gw mau?” ajak deasy, cherly pun sejenak berfikir. “gg ngerepotin ni ka?” tanya nya ragu

“kalo repot ya lo gw turunin d jalan” ucap deasy.. dengernya aja cherly udah merinding disko.. “becanda lah. Gg bakal ngajak gw kalo lo bkal ngerepotin, ayo naek.” Ajak deasy..
Cherly pun mengikuti kata-kata deasy.
Dan mobil pun melaju...........

“ke mall dulu yu” ajak deasy.. “boleh”,cherly memang sedang tidak ingin pulang cepat. Dan dia tau kalau felix sedang sibuk. Jadi knpa harus menolak tawaran deasy?

Deasy dan cherly pun melewati sebuah toko perlengkapan bayi, di lihatnya di sana ada
ppanya dan seorang wanita dengan rambut sebahu sedang memilih sepatu bayi.

“kenapa cher?” tanya deasy... “papa aku ka,,” ucap nya jujur..
Deasy pun melihat ke arah yang di tujukan,
Dia hanya tersenyum, udah lah biarin. Ayo kita pergi aja, ajak deasy sambil mengandeng tangan cherly.

Sepanjang perjalanan pulang cherly pun habiskan bercerita pada deasy, dia merasa nyaman dengan deasy. Padaha mereka baru sajah dekat.

“hubungin gw kapan pun lo butuh. Gw pasti ada buat lo cher” ucap deasy.
“pasti ka. Makasih ya” cherly pun memeluk deasy sebelum dia turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah.

Saa t cherly masuk ke dalam rumahnya, di lihat ada seorang tamu. Sekilas cherly yakin mengenal wanita ini.
“gw angel” ucap nya setelah melihat cherly yang bengong dari tadi “kalo emang lo lupa” lanjut angel.

“ada apa?” tanya cerly pun penasaran, padahal selama ini dia tidak merasa ada urusan dengan gadis yang satu ini.
“gw tau lo ceweknya felix.” Ucap angel, lalu menghisap rokonya. “terus?” tanya cherly...
“mnding lo jauh-jauh dri dia. Sbntar lagi dia bakal tunangan.”....
Cherly mendengarnya seperti lelucon basi.

“maksud kamu apa?” tanya cherly geram dengan wanita itu. “gw lagi hamil anaknya felix. Paham?” ucap angel..
seperti mendapat tamparan, cherly pun kaget mndengarnya. “lo pasti gg percaya, tapi foto ini bisa jadi buktinya” ucap angel, lalu pergi.
Cher
ly pun meraih amplop coklat di mejanya. Di sana ada 5 foto mesra angel dan felix.
Tangisnya sudah tak terbendung lagi. Dia pun bergegas masuk k dalam kamarnya. Ini lebih buruk dari pada melihatpapanya bersikap kasar pada mama.
Ini lebih menyakitkan.
Cherly pun menangis sejadinya.
Besoknya, di sekolah...

“sayang, sms aku gg d bales, telpon aku gg kamu angkat. Kenapa?” tanya felix. Cherly hanya diam. “sayang, kamu kenapa?” tanya felix kemudian saat mlihat cherly masih diam saja.

Mndengar kata-kata sayang dari mulut felix, dan mengingat koleksi foto angel dan felix membuat hati cherly semakin sakit.
“kita putus” ucap cherly, air matanya sudah jatuuh butir demi butir. Dalam hati dia tidak percaya kalau felix melakukan hal itu.
Tapi foto-foto itu tidak bisa d elakan lagi.
“apa? Kenapa?” tanya felix tak percaya. Cherly tak mampu menjawabnya. Dia hanya diam dalam tangis.
“hey jawab dong,cher”,, tapi cherly hanya mampu menangis.
“lo boleh balik kalau cherly udah tenang. Sekarang lbih baik lo pergi, ada lo d sni cma bkin dia makin sakit aja” ucap deasy yang melihat kejadian tersebut.
Felix pun pergi dgn kesal, dalam hati dia tidak trima dgn cherly yang memutuskan hbungan nya sbelah pihak sperti itu.

Cherly pun memeluk deasy, sekarang dia tidak tahu lagi harus melakukan apa. Dulu ada felix sekarang dia sndiri,...
“lo gg sndiri cher, lo msih punya gw” ucap deasy seolah membaca pikiran cherly.
Cherly pun menangis dalam peluk deasy.

Dari jauh angel pun tersenyum puas.
Seiring waktu berjalan, felix semakin memudar dalam hidup cherly.meski tidak satu duakali felix mencoba menghubungi cherly, tapi usahanya selalu gagal dengan adanya deasy di sisi cherly.
Kini deasy mampu mengantikan posisi felix dalam hati cherly.
Ntah sejak kapan rasa cinta itu pun tumbuh begitu saja dalam hati cherly.
Malam itu di kamar deasy, angel dan deasy sedang berbaring. “makasih ka slalu jdi yang terbaik dan bikin aku bahagia” ucap cherly sambil memeluk deasy.
Ternyata sudah lama deasy menyukai cherly, maka dari itu deasy sering memperhatikan cherly dengan felix. Dan kini cherly telah ada dalam hatinya. Cherly telah mnjadi cinnta nya yang nyata.
Deasy pun mencium kening cherly. “kamu wanita terindah cher”,,, mndengarnya cherly pun tersenyum..
Meski kadang dia masih mnangis saat mengingat felix, tapi deasy mampu untuk mambuatnya kembali tersenyum.

Detik-detik kelulusan pun tinggal menghitung hari, sudah seperti artis sekolah, deasy dan cherly pun di gosipkan lesbi.
Meski mereka tidak tahu akan kebenaranya, tapi mungkin memang sudah terbaca dari gerak-gerik deasy dan cherly yang bagai pinang g
g bsa d belah. Lengket teruuuuusss...
Saat malam perpisahan pun tiba, cherly serasa akan di tinggal pergi oleh deasy pun menangis. Kini dia akan sndiri di sekolahnya. Deasy memutuskan untuk kuliah di luar kota. Meski berat, tapi cherly mendukung tujuan deasy yang ingin mengejar cita-ciatnya.
Saat deasy sedang sibuk dengan teman-teman nya yang akan mnjadi alumni. Cherly hanya mampu bengong, “cher” sapa felix, sekilas cherly kaget.. sudah lama sekali felix tidak lagi menyapanya.
“kenapa?”tanya cherly ketus, menyembunyikan luka yang masih membekas di dalam hatinya.
“ko judes gitu?” tanya felix ramah. “suka-suka gw lah” heran, felix tau sndiri kalau cherly itu ramah, dan dia tidak pernah pake kata –lo,gue-,, cma smenjak dia dekat dgn deasy, cherly jadi banyak berubah.
“apa aku ganggu ya?” tanya felix setngah sedih, apa lagi saat dia tahu kalau cherly memang sudah berubah total.

“gw cabut ya fel, takut cowo gw marah” buru-buru felix menahan tangan cherly,, “tunggu..”..
“ih apa si, lepas fel. Gg enak di liat orang. Nanti pacar aku marah” felix yang tidak pernah mndengar satu gosip pn tentang cherly yang punya pacar baru be
ngong. “siapa?” tanya nya.,..
Mndengarnya cherly jadi bingung.. “itu tuh cowok yang pake jas item,daspi merah” cherly hanya asal nunjuk,, kemudian setelah dia bisa lepas dari felix, buru-buru dia lari...
Saat lagi asik lari,sesekali cherly menatap k arah belakang takut-takut kalau felix mengejarnya. Tapi ternyata dia hanya diam.
Dan tanpa sngaja cherly pun menabrak cowo yang pake jas item dan dasi merah yang tadi di tunjuk nya.
“maap ka” ucah cherly... “gg apa” jawab cowok itu ramah, di lihatnya felix masih memperhatikan cherly.
Dalam hati cherly harus bisa meyakinkan kalau cowo itu emang pacarnya di depan felix. “eh ka, boleh tau namanya siapa?” tanya cherly... “aku rizal. Lengkapnya muhammad rizal. Kenapa?” tanya nya... “ah ngga,, kan kata pepatah gg knal maka tak sayang. Udah knal siapa tahu jadi sayang?” cherly pun nyengir.
Ini adalah hal yang sangat tak biasa dia lakukan. Tapi demi meyakin kan felix ya Cuma ini.
Lama mereka ngobrol, ternyata dia adalah siswa kelas XII ipa3, satu angkatan dengan deasy Cuma beda kelas.
Cherly pun tuker nomer handphone dan lain-lain.
Dan mulai lah kedekatanya dengan rizal.

Meski kini deasy sudah jauh dan tingga tidak satu kota dengan cherlyy tapi hbungan mereka masih saja tetap lanjut, deasy sering pulang walau hanya satu bulan sekali untuk menemui cherly.
D sini pun cherly tidak kesepian lagi, ada ka rizal yang mene
maninya, setidaknya ka rizal mampu menutup kekosongan yang d sebabkan jauhnya deasy.
Hingga hati cherly pun nyaman saat dengan rizal, begitu pun rizal. Meski mereka belum lama kenal.
“jujur aku sayang kamu cher” ucap rizal siang itu.. cherly pun senang tpi dia pun sedih,, bagai mana nasib nya deasy kalau sampai tahu. Hati nya pun galau...
Meski stengah hati cherly pun resmi menerima rizal sbg kekasihnya.
Dia sadar kalau hubunganya dengan deasy salah, walau hatinya lebih memilih deasy jika pun harus, tapi biarlah rizal pun mnjadi bagian kecil di hatinya.
Satu bulan sudah rizal dan cherly jadian. Hari-hari cherly mnjadi sangat sempurna.
Dia sangat bahagia dgn adanya deasy dan rizal dalam hidupnya. Felix pun sudah kelaut deh,,,

Siang itu cherly sedangn menunggu rizal di sebuah taman, cukup lama dia menunggu...
“ mawar ini untuk bidadari ku yang tercantik” ucap rizal.. cherly merasa istimewa dgn setiap kejutan yang selalu rizal berikan. Ternyata rizal tipikal cowok yang ro
mantis yang mampu membuat cewek manapun kelepek-kelepek 7 turunan.
Tiba-tiba satu tamparan di hadiahkan oleh angel pada rizal. “PLAAAAAAAAAAAAAK” *mantap bener
“ngapain lo disini?” bentak angel kaasar,, melihat kejadian itu hati cherly yang tadinya berbunga kini bagai d terpa badai,
“heh cher, asal lo tau ya rizal tu cowo gw.” Seperti mengenang kejadian dulu,, batin cherly..
“heh angel, jangan bilang lo hamil sama ka rizal juga, sama kaya lo bilang kalo lo hamil sma felix” ucap cherly geram.
Kenapa lagi-lagi angel, batinya.

Mndengar ucapan cherly rizal pun kaget,, “a..aaapa? dia hamil?” tanya rizal setengah tak yakin,, “setaun yang lalu dia bilang dia hamil sama felix, pacar eh mantan aku. Dan dia bilang kalau dia udah mau tunangan sama felix” tutur cherly,
Dia tidak
ingin kejadian dulu terulang, cukup felix yang d rebut angel dari hidupnya, tidak lagi untuk ka rizal.
“heh bego, asal lo tau ya, itu tuh Cuma akal-akalan gw sama deasy. Dia cinta sama lo. Gw emang mantan felix, tapi itu dulu, sblum kalian jadian. N gw gg pernah skalipun hamil. Deasy yang nyuruh gw lakuin itu.” Bentak angel...
Cherly pun terdiam,, jadi selama ini keraguan nya akan felix salah,, jadi selama ini felix memang setia, jadi selama ini,, hampir cherly tidak bsa menerima kenyataan...
“felix? Deasy? Siapa mereka?” tanya rizal kebingungan tak tau apa masalah semula.
“felix mantan pacar cherly stu tahun yang lalu mereka putus, dan deasy, pacarnya cherly saat ini, dan aku yakin kalian belom putus..”...
“yang kamu maksud deasy yang mana?” tanya rizal masih bingung...
“Deasy yang aku maksud, adalah deasy rustiani, wakil ketua osis dulu, alumni kelas IPA1” jelas angel,,
Seperti terkena hujan panah dalam hati rizal, jadi selama ini cherly diam-diam punya hubungan husus dengan deasy, dengn seorang wanita. Dan scara langsung cherly bsa d katakan lesbi...
Mndengar pnjelsan angel,, cherly pun smakin tak mampu mnarima kenyatan, dia berlari sejauh yang dia mampu.

Besoknya....
Mengingat sudah satu minggu
Cherly pun pergi k rumah felix, tapi rumah itu kosong,, satu jam dia menunggu,, baru lah muncul seorang wanita,, pasti itu ibunya felix batin cherly...
“kamu siapa?” tanya wanita itu,, “saya cherly bu, saya teman sma felix,, “ ucap cherlyy dengan senyum,,,
“mau apa kamu ke sini?” tanya wanita itu ketus,,, “saya ingin bertemu dgn felix”
Bukan nya menjawab wanita itu malah kembali pergi maninggalkan cherly,, tapi cherly terus mengejar dan memanggilnya,,,,
Hingga memasuki gang gang kecil,,, dan tiba di sebuah pemakaman.

“di sana felix berada, temui saja oleh mu” ucap wanita tersebut sambil menangis...
Cherly tidak percaya dgn apa yang d lihatnya,, “ada apa dgn felix bu?”.... “dia mngidap penyakit kanker otak,, sudah 3 hari dia berbaring di sana”,, ucap ibu ffelix di sela-sela tangisnya,,,
Butiran bening pun jatuh dari mata cherly,,,
Ingin rasanya kini dia memeluk felix yang sangat dia sayangi, yag sudah dia sia-sia kan...
Dalam hati dia berharap agar waktu dapat kembali di putar, agar dia mampu percaya pada felix.

T A M A T
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar